Dear, Dewi..

Selamat hari ayah, semuanyaaaa…!
Di hari ayah ini, udah ada yang nonton Big Hero 6? Atau Ouija?
Belom?
Belom rilis sih emang.. soalnya menurut IMDb, di Amerika sendiri juga film2 tersebut rilisnya baru akhir2 tahun 2014 ini.

Dan gue nggak akan bikin reviewnya!!

Cukup di postingan kemaren aja gue bikin review tentang Iklan Line Ada Apa Dengan Cinta.. sekarang? Nggak lagi-lagi!

Tapi.. pertama-tama, gue pengen minta maaf – khususnya buat kalian yang berusia 17 tahun ke bawah. Gue informasikan, bahwasanya postingan gue kali ini adalah postingan DEWASA. Kalian yang under-aged sebaiknya balik kanan dan tutup tab browser yang ber-address bar “Oomguru” ini. Why? Karena mungkin kalian gak akan paham sama konten yang ada di postingan gue ini.

Kenapa gue sebut postingan DEWASA?
Jawabannya, karena materi yang gue bahas di postingan ini adalah materi lawas, yang notabene tidak pernah dialami oleh mereka yang lahir tahun 1998 ke atas.
Ya, betul! Tema gue kali ini, adalah tentang dekade 90’an. Dekade yang menurut orang, adalah dekade terbaik bagi perkembangan mental anak-anak Indonesia. Kenapa? karena meski saat itu TV masih nggak sebanyak sekarang, tapi konten yang bisa dibilang membangunnya itu masih terbilang banyak. Anak-anak masih disuguhi oleh program-program bermuatan edukasi semacam “Bando.. Ya ampuunn!”, “Krucil”, “Kring-Kring Olala..” dan yang lainnya yang notabene tidak menyebabkan kerusakan pada akhlak, mental dan karakternya. Tapi sebenernya nggak gitu juga sih.. Kenapa? Karena waktu masih SD, gue juga suka nonton Baywatch. Itu lhoo..! Iya itu!
Tapi setidaknya lah ya.. biarpun judulnya bikini, tapi masih ada nilai moralnya. Apa? Nolongin yang kelelep, atau dikejar-kejar hiu. Dan mereka yang berusia sekolah, nggak dipaksa buat nonton sinetron-sinetron stress macam GGS atau yang sejenisnya.

Dunia musik pun demikian. Selain banyak lagu yang dibuat untuk anak, para musisi dewasa juga masih rajin bikin lagu yang variannya beda dari yang satu ke yang lainnya. Nggak mela-melo lagi. Boyband juga nggak se-menjijikan sekarang, dimana boyband yang beredar saat itu, masih belum terkontaminasi oleh unsur Koreanisme yang berorientasi pada aspek ke-bencong-an. Coboy salah satunya. Meski berformat boyband, tapi gue sama sekali nggak jijik liat video klip atau denger lagunya. Justru, gue malah seneng. Terutama lagu mereka yang berjudul “Katakanlah”, yang dirilis pada tahun 1994. (Njir! lawas amat gue yak?! padahal kalo menurut kita, ’94 tuh baru kemarin..)
Jujurly, bukan lagunya sih yang bikin gue hepi, melainkan video klipnya. Spesifiknya lagi adalah model VK-nya, yang tak lain dan tak bukan adalah si Dewi Rika. Siapalah itu? Kalian belum tentu mengenalnya bukan?!
Nih kalo penasaran..

Nah.. sekarang kemana yah si Dewi Rika ini? Don’t she know that i miss her so? (^___^”)

3 thoughts on “Dear, Dewi..

Ngomen Yang Bener!!