Kepencet

Selamat siang para pemirsa yang budiman. Selamat berjumpa kembali dengan saya, di acara postingan baru. Bersama dengan postingan ini, saya ingin menyapa kalian para blogstar, yang udah dua hari belum makan.. “YANG BELOM MAKAN, MANA SUARANYAAAAA…???!! MASIH MAU DIGOYAAAAANNGGG??”

Dalam postingan gue yang baru ini, gue mau sedikit berbagi.. atau istilahnya sering. Bukan sparing.. apalagi sepiring.
Seringnya tentang apa? Ikuti terus makanya.

Beberapa hari belakangan, gue merasa bahwa gue agak sedikit sibuk. Ya, sibuk! Jadwal tidur gue begitu padat, sampe manajer gue ga mau lagi nerima tawaran tidur yang datang ke gue. Memang, belakangan, tawaran tidur banyak berdatangan ke gue, seiring dengan naiknya harga BBM.

Oh iya, ngomongin soal BBM, gue juga mau sedikit mengupas tentang teori yang menyebut, bahwa kenaikan harga BBM, akan menyengsarakan rakyat. Benarkah demikian?
Sejatinya tidak!
Memang jika ditinjau dari satu sisi, kenaikan harga BBM yang membabi buta, akan berdampak pada harga kebutuhan pokok yang lain. Tapi.. tidak melulu kenaikan harga BBM lah yang membuat rakyat sengsara. Tahu kenapa? Karena, ada beberapa golongan masyarakat, yang mengaku bahwa kesengsaraan mereka bukan lantaran kenaikan harga BBM.. melainkan, karena mereka tercampakkan oleh cinta.
Jadi, harga BBM bukanlah satu-satunya variabel yang bisa menimbulkan kesengsaraan.

Nah, ngomongin soal cinta, gue ada sekelumit cerita. Settingnya ngga jauh-jauh, yakni di tempat kerja gue sendiri.

“What? Gue terlibat cinta lokasi sama temen kerja gue?”
“No! Bukan itu..!”

Gue tidak terlibat cinta lokasi sama temen kerja gue.. dan cerita ini, memang bukan tentang cinta lokasi. Gue punya cewe, dan gue setia sama cewe gue..!

Ceritanya begini..
Di tempat kerja gue, ada beberapa orang karyawan baru. Memang sih gue juga terhitung baru di situ -baru 4 bulan tepatnya. Tapi di bawah gue, ada beberapa orang yang itungannya lebih baru lagi. Nah, salah satu dari para karyawan baru itu, ada yang mirip sama anak bapak kost’an gue yang kemaren. Mirip banget! Bahkan, kalo diliat dari sisi manapun, si beliau ini emang sangat mirip. Bedanya, kalo yang ini sepertinya punya umur yang udah masuk kategori tante-tante; sementara anaknya bapak kosan gue yang waktu itu, masih tergolong kakak-kakak.

Gue sendiri awalnya tidak terlalu menyadari keberadaan dia yang notabene meja kerjanya ada di belakang meja kerja gue. Gue cuma tau, dia beda unit divisi sama dia.

Entah atas dasar apa gue sering menoleh ke belakang.. yang jelas, menolehnya gue ke arah belakang itu tak lain hanya untuk mengecek apakah dia tetap mirip si anak bapak kosan gue atau tidak. –#NanyaSendiriDijawabSendiri.
Faktanya, memang tetap mirip!

Satu kejadian mengejutkan pernah gue alamin suatu hari, belum lama.. yakni kemaren-kemaren. Jadi ceritanya, pas gue baru datang ke kantor, gue mendapati dia udah di make up sama orang make up/wardrobe. Dan gak lama, dia masuk ke studio berapa gitu.. gue lupa. Nah awalnya, gue pikir dia mu pergi kondangan, karena pada hari itu, si Bowo emang pas lagi kawin.
Tapi.. setelah dia masuk studio, dan beberapa orang camera person (campers) mengikuti dia, gue jadi rad curigasm..
“Jangan-jangan dia itu news anchor..?!?”, Begitu kata hati gue.
Karena nih.. di tempat kerja gue yang sekarang itu, ada beberapa anchor yang mejanya emang deket-deketan sama meja gue.
Dan kalaupun ternyata emang iya dia itu anchor, berarti gue bisa liat dia di tv.
Cuman, kalopun dia nongol di tv, itu waktunya kapan? Kudu pasti! Karena gue niat mau printscreen tuh layar tv, biar muka dia bisa tampak jelas dan bisa dibandingkan secara head-to-head sama si Sar*h anak bapak kost. – (maaf, kalo nyebut nama kudu disensor)
Kalo udah di printscreen, pastinya kalian juga bisa ikut menilai, apa dia mirip sama si Sar*h anak bapak kost itu atau ngga.

Hampir setengah jam gue berkutat dengan pertanyaan itu. Sampe-sampe, gue lupa kalo gue punya kerjaan yang deadline’nya udah mepet.
Bodo ah..! pada saat itu, gue nggak begitu peduli sama kerjaan gue. Soal dia itu siapa, juga ngga jadi soal. Masalah dia achor atau bukan, juga ngga ada urgensinya sama gue. Termasuk kalo dia sampe nongol di tv atau ngga, gue ngga terlalu risau.
Namun yang jadi masalah buat gue adalah.. “Kenapa dia begitu mirip sama si anak bapak kosan gue yang bernama Sa*ah itu?”
Oke, let’s say ini kebetulan. Siapapun memang bisa mirip sama siapa aja.
Tapi pertanyaan lain yang juga muncul, adalah: “Lagi apa ya si S*rah sekarang?”.

7 thoughts on “Kepencet

Ngomen Yang Bener!!